Sabtu, 06 Juni 2015

Streptococcus lactis, Pembuat Keju FavoritKu.

Streptococcus lactis, Pembuat Keju FavoritKu.


Apakah Anda termasuk penggemar keju?, Siapa yang tidak suka keju?, kebanyakan orang menyukai makanan yang memiliki cita rasa yang khas ini, agak asin, agak masam, agak manis, gurih-gurih nikmat. Tahukah Anda, ternyata rasa yang nikmat tersebut diciptakan oleh bakter-bakteri. Adapun bakteri yang berperan dalam pembuatan keju adalah Streptococcus lactis. Nah, sekarang mari selangkah lebih dekat mengenal karakteristik apa yang dimiliki Streptococcus lactis, dimana floranya ,kapan dibutuhkannya? bagaimana peranannya, mengapa dapat berperan demikian?  jika  merugikan bagaimana solusinya?, dan siapa yang menjadi objek dalam peranannya tersebut? akan dibahas dalam tulisan sederhana  ini.
Streptococcus lactis adalah salah suatu bakteri gram positif, anaerob, tidak memiliki alat gerak, tidak menghasilkan spora, dinding sel tipis, dan berbentuk bulat, lebih jelasnya masuk ke dalam kelompok streptococcus. Bakteri ini berukuran 0,7 – 1,1 x 2,0 – 4,0 µm dan merupakan bakteri yang penting dalam pembentukan asam laktat.  melakukan fermentasi dengan asam laktat sebagai metabolit akhir yang utama. (Evillya, 2010). oleh karenanya, maka Streptococcus lactis bersumber dari susu terfermentasi/susu asam. Menurut Polman (dalam  Ukfa, 2015), Bakteri ini juga terdapat dalam pencernaan Anda menguraikan makanan yang tidak dicerna, dan mensintesis vitamin K dan B 12.  


Kingdom        : Bacteria
Divisi              : Fimicutes
Kelas               : Bacilli
Order               : Lactobacillales
Family             : Streptococcaceae
Genus              : Streptococcus
Spesies            : streptococcus lactis
Streptococcus lactis   berperan menguntungkan dan merugikan, yang menguntungkan diantaranya Streptococcus lactis berperan dalam membuat olahan makanan seperti keju, mentega, dan yoghurt. Pada pembuatan mentega dan keju, bakteri diantaranya dibutuhkan ketika untuk menghasilkan asam laktat. Pada pembuatan keju, asam laktat menghasilkan gumpalan susu berbentuk seperti tahu, gumpalan ini dipadatkan dan diberi garam, garam berfungsi untuk proses pengeringan, pengeraman, penambah rasa, dan pengawet. Keju diperam untuk dimatangkan selama 4 minggu. selama proses pemeraman inilah tekstur dan cita rasa terbentuk (Ukfa, 2015). 
Streptococcus lactis dalam makanan mendatangkan kerugian apabila kehadirannya merubah nilai organoeleptik yang tidak dikehendaki, menurunkan berat atau volume, menurunkan nilai gizi, merubah bentuk dan susunan cahaya serta menghasilkan racun, atau toksin yang membahayakan, oleh karena itu, sejak bahan baku, selama proses, selama penyimpanan harus selalu diusahakan untuk dikenali mikroba-mikroba jahat atau merugikan. kerusakan yang paling umum terjadi pada bahan makanan adalah pembusukan (Waluyo, 2004).


Daftar Pustaka
Daulay, D. Fermentasi Pangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor. 1991
Noor, Meiry Fadilah. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: UIN Jakarta. 2011
Waluyo, Lud. Mikrobiogi Umum, Malang: UMM Press
Nurudin, Ukfa. Peran Stretococcus lactis dalam Olahan Makanan. http://www.academia.edu/10152730/Mekanisme_Peran_Streptococcus_Lactis_Dalam_Olahan_Makanan. 2015. Diakses pada tanggal 06 Juni 2015, pukul 22.30 WIB.



60 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaah sayang sekali, sepertinya terjadi kesalahan internet, komentar sdri Nurul menghilang sendiri :)

      Hapus
    2. saudari endah, saya belum menerima balasan -____-

      Hapus
    3. Iya Pak Abdan, Saya sedang on the way mengumpulkan referensi untu menjawab pertanyaan Anda dan yang lainnya juga, sabar Ya Pak. :)

      Hapus
  2. Selamat Pagii :)
    Waah nambah ilmu baru lagii. Jika kita dulu di bangku SMA mengenal bakteri Lactobacillus lactis sebagai bakteri pembuat keju, sekarang kita tahu ada bakteri Streptococcus lactis sebagai pembuat keju. Nah, yang ingin saya tanyakan apakah yang membedakan antara kedua bakteri pembuat keju tersebut ? apakah jika menggunakan bakteri yang berbeda akan menghasilkan keju yang berbeda pula ? Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas komentar dan pertanyaannya Sdr. Nila, menjawab pertanyaan Anda, dari berbagai referensi yang saya baca, sebetulnya banyak sekali bakteri yang berperan dalam peroses pembuatan keju ini, Jenis bakteri tersebut diantaranya ada juga Lactobaccilus lactis, selain itu Lactococcus bulgaricus, Streptococcus thermofilus, Frofionibacterium fruduenchii, dll. akan tetapi bakteri-bakteri tersebut juga tidak hanya berperan dalam pembuatan keju saja, tetapi juga olahan susu lainnya. Nah dari berbagai referensi yang Saya baca, Saya lebih banyak menemukan Streptococcus lactis . sebagai bakteri yang tepat dalam pembuatan keju.
      Pada pembuatan mentega dan keju, bakteri Streptococcus lactis diperlukan untuk menghasilkan asam laktat. Pada pembuatan keju, asam laktat dapat menghasilkan gumpalan susu berbentuk seperti tahu. Gumpalan ini kemudian dipadatkan dan diberi garam. Garam berfungsi untuk mempercepat proses pengeringan, penambah rasa dan pengawet. keju diperam untuk dimatangkan selama sekitar 4 minggu. Selama proses pemeraman inilah, citarasa dan tekstur dari keju terbentuk.
      keju.
      Kemudian, benar sekali sdri Nila, sebenarnya keju ini juga abnyak sekali jenis-jenisnya, tergantung pada bahan, bakteri, dan lama pemeramannya, nah khusus bakteri streptococcus lactis, dia pembuat keju lunak. http://www.femina.co.id/kuliner/info.kuliner/selera.negeri.kincir.angin/004/002/498
      http://www.jevuska.com/2012/12/10/bakteri-pada-pembuatan-keju/

      Hapus
  3. selamat lebih tengah malam, super sekali artikel safitri mengenai bakteri pembuat keju kesukaan saya, tapi saya disini ingin sedikit bertanya mengenai faktor apa yang bisa menyebabkan keju itu berkualitas tinggi dan rendah? Apakah karena bakterinya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas komentar dan pertanyaannya sdri. Chusna, mengenai pertanyaan Anda, faktor yang membedakan jenis-jenis keju adalah penggunaan jenis bakterinya, lama pemeraman, dan jenis susunya atau bahan baku yang digunakan.. Lama pemeraman memengaruhi hasil jadi keju, sehingga ada sebutan keju muda, middle, dan tua. Makin tua umur keju, aroma dan rasanya makin mantap artinya makin berkualitas. http://www.femina.co.id/kuliner/info.kuliner/selera.negeri.kincir.angin/004/002/498 kurang lebih seperti itu sdri. Chusan

      Hapus
  4. Selamat malam, artikel yang Anda sangat singkat namun mencakup aspek yang diperlukan, berdasarkan kerugian yang disebabkan oleh bakteri L.lactis saya ingin bertanya, dalam keadaan seperti apa bakteri tersebut dapat membentuk racun? Jika berdasarkan lama penyimpanan, justru di abad pertengahan keju disimpan selama mungkin untuk menghasilkan cita rasa yang lebih tinggi, sama seperti bir.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat malam kembali Pak Abdan, terima kasih sudah komentar dan bertanya, menegnai pertanyaan Anda...
      Streptococcus lactis dalam makanan mendatangkan kerugian apabila kehadirannya merubah nilai organoeleptik (nilai organoleptik adalah nilai yang ditentukan dari uji dengan menggunakan indera manusia untuk mengukur tekstur, penampakan, aroma dan flavor produk pangan) yang tidak dikehendaki. menurunkan berat atau volume, menurunkan nilai gizi, merubah bentuk dan susunan cahaya serta menghasilkan racun, atau toksin yang membahayakan, toksin yang dihasil S. lactis tersebut akibat dari kontaminasi mikroba jahat. oleh karena itu, sejak dari bahan bakunya , selama pemerosesannya juga, serta selama penyimpanan harus selalu diusahakan untuk dikenali mikroba-mikroba jahat atau merugikan. kerusakan yang paling umum terjadi pada bahan makanan adalah pembusukan (Waluyo, 2004). begitu Pak Abdan

      Hapus
    2. Kemudian, untuk pemaparan Anda yang menyatakan keju disimpan selama mungkin untuk menghasilkan cita rasa yang lebih tinggi, sama seperti bir. Mungkin maksud Anda Lama pemeraman ya Pak. Kalau lama pemeraman Saya setuju sekali, bahwa lama pemeraman juga memengaruhi hasil jadi keju, sehingga ada sebutan keju muda, middle, dan tua. Makin tua umur keju, aroma dan rasanya makin mantap. http://www.femina.co.id/kuliner/info.kuliner/selera.negeri.kincir.angin/004/002/498

      Hapus
  5. waaaahh yummiii sekali yah artikelnya.... dari membacanya saja saya merasa senang karna membahas makanan kesukaan saya.... namun yang saya masih penasaran... jenis keju apakah yang dihasilkan dari bakteri tersebut? karna yang kita tahu keju dapat di buat pula oleh bacteri lactobacillus... apakah dengan bakteri yang berbeda menghasilkan keju yang berbeda jenis pula atau tidak? terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. sedikit menanggapi pertanyaan dari saudari zia, memang benar dengan bakteri yang berbeda dapat menghasilkan keju yang berbeda pula, penelitian baru-baru ini menemukan pemanfaatan bakteri probiotik untuk menghasilkan keju lunak. Keju probiotik ini menggunakan bakteri asam laktat (BAL). Bakteri asam laktat yang digunakan dalam pembuatan keju lunak adalah Lactobacilus acidophilus, Lactobacilus lactis, dan Bifidobacterium longum baik secara tunggal maupun campuran.
      informasi selengkapnya silahkan dibaca di http://ilkom.journal.ipb.ac.id/index.php/jtip/article/view/8297/6586

      Hapus
    2. Terima kasih untuk sdri Ziya atas komentar dan pertanyaannya, terima kasih juga untuk sdri, Farida sudah membantu menjawab.

      Hapus
    3. Mengenai pertanyaan sdri. Ziya, berdasarkan referensi yang saya baca, sebetulnya banyak sekali bakteri yang berperan dalam peroses pembuatan keju ini, Jenis bakteri tersebut diantaranya ada juga Lactobaccilus lactis, selain itu Lactococcus bulgaricus, Streptococcus thermofilus, Frofionibacterium fruduenchii, dll. Jenis-jenis keju juga sanagn beraneka ragam, salah satu salah satu faktor yang membedakan jenis-jenis keju adalah penggunaan jenis bakterinya. contohnya bakteri asam propionat Frofionibacterium fruduenchii, menghasilkan keju yang berlubang seperti gambar di atas, lubang tersebut akibat dari karbon dioksida dari hasil fermentasi asam asetat bersama-sama menghasilkan propionat juga. Adapun bakteri yang saya bahas s. lactis, dia bakteri pembuat keju lunak.
      http://www.jevuska.com/2012/12/10/bakteri-pada-pembuatan-keju/

      Hapus
  6. Assalamualaikum.
    berdasarkan artikel diatas, saya ingin menambahkan mengenai peran Streptococcus lactis ini selain keju, berdasarkan sumber yang saya baca pada http://www.anneahira.com/peranan-bakteri-streptococcus-lactis.htm menyatakan bahwa peran Streptococcus lactis ini beragam mulai dari pembentukan rasa pada Yoghurt dan berperan juga dalam pembuatan mentega. peran bakteri ini sebagai pembentuk asam laktat, karena asam laktat akan memberikan bentuk yang lebih padat pada susu.

    http://www.anneahira.com/peranan-bakteri-streptococcus-lactis.htm

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikum salam wr. wb. Terima kasih atas komentar dan tmbahan informasinya sdri. Nurul. Betul apa yang dipaparkan sdri, Nurul Saya sangat setuju sekali bahwa Streptococcus lactis tidak hanya berperan dalam pembuatan keju saja, melainkan menghasilkan banyak sekali olahan makanan dan minuman seeprti mentega dan yoghurt, sebenarnya sudah Saya muat, singgung sedikit dalam artikel Saya di atas. :) terima kasih sudah lebih melengkapi

      Hapus
  7. Setelah membaca artikel anda yg ingin saya tanyakan habitat bakteri tersebut terdapat dimana saja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Sahabat Edo atas pertanyaannya, Streptococcus lactis bersumber dari susu terfermentasi/susu asam. Menurut Polman (dalam Ukfa, 2015), Bakteri ini juga terdapat dalam pencernaan Anda menguraikan makanan yang tidak dicerna, dan mensintesis vitamin K dan B 12.

      Hapus
  8. Artikel yang luar biasa dan menambah wawasan, mengingat bakteri yang umum kita ketahuai sebagai pembuat keju yaitu Lactobacillus lactis.
    Di atas telah di jelaskan, Pada pembuatan keju, asam laktat menghasilkan gumpalan susu berbentuk seperti tahu, gumpalan ini dipadatkan dan diberi garam, garam berfungsi untuk proses pengeringan, pengeraman, penambah rasa, dan pengawet. Keju diperam untuk dimatangkan selama 4 minggu. selama proses pemeraman inilah tekstur dan cita rasa terbentuk (Ukfa, 2015). Yang ingin saya tanyakan apakah lama waktu pengeraman dapat mempengaruhi kualitas dan cita rasa keju yang dihasilkan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah komentar dan bertanya sdra. Syahrul. mengenai pertanyaan Anda, berdasarkan referensi yang Saya baca, bahwa lama waktu pengeraman dapat mempengaruhi kualitas dan cita rasa keju yang dihasilkan, sehingga ada sebutan keju muda, middle, dan tua. Makin tua umur keju, aroma dan rasanya makin mantap artinya makin berkualitas.
      http://www.femina.co.id/kuliner/info.kuliner/selera.negeri.kincir.angin/004/002/498

      Hapus
  9. wahh, menarik sekali artikelnya, keju merupakan salah satu makanan terfavorit saya :D setelah membaca artikel Anda, keju memiliki banyak manfaat, tetapi ada yang ingin saya tanyakan, bagaimana jika seseorang mengkonsumsi keju secara berlebihan karena benar-benar menyukainya dan menjadi makanan wajib yang harus ada, apakah ada dampak negatifnya untuk tubuh atau seperti apa? mohon penjelasannya kaka Endah :) terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. sedikit ingin menanggapi pertanyaan dari saudari Lae, dampak negatif konsumsi keju berlebihan itu bisa menyebabkan penyakit diabetes tipe2 dan Hipertensi juga lohh karena terkadang ada keju yg memiliki kadar garam sangat tinggi. info selengkapnya bisa dibuka ke sumber yg saya baca ini yaa : http://www.necturajuice.com/mewaspadai-konsumsi-keju-berlebihan/ terimakasih:)

      Hapus
    2. Terima kasih untuk sdri Lae atas komentar dan pertanyaannya, terima kasih juga untuk sdri, Nabila sudah membantu menjawab.

      Hapus
    3. Menanggapi pertanyaan sdri. Lae, mengkonsumsi keju secara berlebihan, itu kurang baik dan berbahaya, efek sampingnya selain yang dipaparkan oleh sdri. Nabila di atas, berdasarkan refernsi yang saya baca, makan keju berlebihan juga dapat memicu impotensi (kemandulan), Akademisi dari Harvard telah menemukan bahwa pria yang mengkonsumsi lebih dari tiga porsi keju setiap harinya memiliki kualitias sperma yang buruk dibandingkan dengan pria lainnya.

      Satu porsi keju dengan takaran 28 gram, diperkirakan setara dengan satu sendok teh krim kental, satu skup es krim, atau segelas susu tinggi lemak.
      Para ilmuwan percaya bahwa hormon perempuan yang diproduksi oleh susu dapat mengganggu kemampuan pria untuk bereproduksi. untuk lebih lajut mempelajari penelitian tersebut, dapat dilihat disini http://www.antaranews.com/berita/340526/makan-keju-berlebihan-dapat-memicu-impotensi

      Hapus
  10. Assalamualaikum kaka Endah, artikel yang kaka endah buat sangat informatif sekali singkat, padat dan jelas. nabil ingin menambahkan sedikit nih.
    siapa hayyooo yg skrg lagi mengallami susah tidur, pasti dari sebagian kita sedang mengalami ini bukan? ternyata keju bisa loh mengatasinyaaa "Keju membuat tidur lebih nyenyak
    Mengkonsumsi keju yang cukup akan membuat kualitas tidur anda menjadi lebih baik karena keju mengandung triptofan. Triptofan terbukti mampu mengurangi stres dan stabilisasi syaraf otak dan membantu anda berhenti mengkhawatirkan hal-hal aneh. Ini berarti bahwa jika anda mengkonsumsi keju sebelum tidur maka akan membuat anda lebih mudah tertidur dan menghilangkan pikiran-pikiran aneh penyebab susah tidur.
    sumber : http://www.constiti.com/2013/05/manfaat-keju-bagi-kesehatan-tubuh.html
    semoga dapat membantu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikum salam wr.wb kaka Nabil, terimakasih sudah komentar :), waaah masya Allah ternyata keju berperan sebagai obat insomnia, terima kasih banyak kaka Nabil atas informasi yang bermanfaatnya :)

      Hapus
  11. hanya sedikit sharing saja tentang artikel yang dibuat sdri endah, bahwa bakteri S.lactis ini memiliki bentuk interaksi antagonisme terhadap bakteri Bacillus subtilis
    Jumlah populasi mikroorganisme dalam suatu komunitas supaya dapat mencapai jumlah yang optimal, maka mikroorganisme berinteraksi dan mempengaruhi organisme lain. Mikroorganisme harus berkompetisi dengan organisme lain dalam memperoleh nutrisi dari lingkungannya, sehingga dapat terus “lulus hidup” dan dapat berkembangbiak dengan sukses. Hubungan antara mikroorganisme dengan organisme lain yang saling menekan pertumbuhannya disebut antagonisme. Bentuk interaksi ini merupakan suatu hubungan asosial. Biasanya Spesies yang satu menghasilkan suatu senyawa kimia yang dapat meracuni spesies lain yang menyebabkan pertumbuhan spesies lain tersebut terganggu.
    Senyawa kimia yang dihasilkan dapat berupa sekret atau metabolit sekunder. Contoh dari antagonisme antara lain Streptococcus lactis dengan Bacillus subtilis. Pertumbuhan B.subtilis akan terhambat karena asam laktat yang dihasilkan oleh S. lactis. Interaksi antagonisme disebut juga antibiois. Biasanya bentuk interaksi ini muncul karena ada beberapa jenis miktororganisme yang menempati ruang dan waktu yang sama, sehingga mereka harus memperebutkan nutrisi untuk tetap dapat tumbuh dan berkembangbiak. Akhirnya dari interaksi semacam ini memberikan efek beberapa mikroorganisme tumbuh dengan optimal, sementara mikroorganisme lain tertekan pertumbuhannnya.

    sumber : http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/BAB_X_INTERAKSI_MIKRO..pdf

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah komentar sdri Lutfi, tamabhan informasi dari Anda sangat informatif sekali, alhamdulillah ilmu baru bagi Saya :), ternyata dalam relung ekologi S. lactis berinteraksi antagonisme terhadap bakteri Bacillus subtilis. terimakasih atas informasinya

      Hapus
  12. Artiklnya sangat manarik sekali soudari endah :) berdasarkan paparan artikel bakteri Streptococcus lactis berperan dalam membuat olahan makanan seperti keju. Namun bakteri tersebut juga menghasilkan racun, atau toksin yang membahayakan . nah pada kondisi apa bakteri tersebut menghasilkan racun tersebut ? terimakasih endaah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasi sudah bertanya sdri Ratih, menjawab pertanyaan Anda, Streptococcus lactis dalam makanan mendatangkan kerugian apabila kehadirannya merubah nilai organoeleptik yang tidak dikehendaki, menurunkan berat atau volume, menurunkan nilai gizi, merubah bentuk dan susunan cahaya serta menghasilkan racun, atau toksin yang membahayakan, oleh karena itu, sejak bahan baku, selama proses, selama penyimpanan harus selalu diusahakan untuk dikenali mikroba-mikroba jahat atau merugikan. kerusakan yang paling umum terjadi pada bahan makanan adalah pembusukan (Waluyo, 2004).

      Hapus
  13. waahh artikel yang singkat namun informatif kk Endah, Namun ada yang membuat saya penasaran mengenai paparan artikel di atas bakteri Streptococcus lactis berperan dalam membuat olahan makanan seperti keju. Namun bakteri tersebut juga menghasilkan racun, atau toksin yang membahayakan . Nah seperti apakah racun yang dihasilkan bakteri tersebut? dan dapat menyebabkan apa bagi kita? terimakasih kk Endah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pertanyaan Kaka Athiyah, Streptococcus lactis ini dapat menghasilkan racun ketika proses pembuatan kejunya terkontaminasi oleh mikroba-mikroba yang pathogen, hal itu dapat mengakibatkan berubahnya nilai organoeleptik yang tidak dikehendaki, oleh karena itu, sejak bahan baku, selama proses, selama penyimpanan harus selalu diusahakan untuk dikenali mikroba-mikroba jahat atau merugikan. kerusakan yang paling umum terjadi pada bahan makanan adalah pembusukan (Waluyo, 2004). kurang lebih seperti itu Kaka tyah.

      Hapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaah sayang sekali, sepertinya terjadi kesalahan internet, komentarnya Kaka nining menghilang sendiri :)

      Hapus
  15. Artikelnya singkat dan padat ya kaka Endah..., adayang ingin saya tanyakan mengenai Streptococcus lactis mendatangkan kerugian apabila kehadirannya merubah nilai organoeleptik, tolong dijelaskan kaka Endah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima aksih atas pertanyaannya Kaka Nihaya, menegnai pertanyaan Anda, Organoleptik adalah ilmu pengetahuan yang menggunakan inderamanusia untuk mengukur tekstur, penampakan, aroma dan flavor produk pangan.Penerimaan konsumen terhadap suatu produk diawali dengan penilaiannya terhadap penampakan, flavor dan tekstur.1 Penilaian Organoleptik atau Penilaian Sensorikmerupakan suatu cara penilaian yang paling primitif.2Pengujian sensori (uji panel) berperan penting dalam pengembangan produkdengan meminimalkan resiko dalam pengambilan keputusan.
      Panelis dapatmengidentifikasi sifat-sifat sensori yang akan membantu untuk mendeskripsikan produk.1Penilaian organoleptik sangat banyak digunakan untuk menilai mutu dalam industri pangan dan industri hasil pertanian lainnya. 2 Dalam menilai suatu bahan pangan yang membutuhkan kriteria-kriteria tertentu,uji sensori adalah salah satu cara yang dapat dilakukan karena dinilai merupakan carayang singkat, misalkan mengacu pada analisa yakni: warna, rasa, bau, dan tekstur. kurang lebih begitu Kaka Nihay sebagaimana di lansir dalam informasi berikut tekpan.unimus.ac.id/wp-content/.../Uji-Organoleptik-Produk-Pangan.pdf

      Hapus
  16. alhamdulillah ilmu baru..
    pada artikel endah disitu tertulis bahwa Streptococcus lactis dalam makanan mendatangkan kerugian apabila kehadirannya merubah nilai organoeleptik yang tidak dikehendaki, menurunkan berat atau volume, menurunkan nilai gizi, merubah bentuk dan susunan cahaya serta menghasilkan racun, atau toksin yang membahayakan, oleh karena itu, sejak bahan baku, selama proses, selama penyimpanan harus selalu diusahakan untuk dikenali mikroba-mikroba jahat atau merugikan. kerusakan yang paling umum terjadi pada bahan makanan adalah pembusukan .
    bagaimana caranya untuk meminimalisir kekurangan tersebut , karena potensi yang diberikan oleh bakteri ini memiliki prospek yang sangat baik dalam pembuatan keju, lalu apakah yang membedakan bakteri ini dengan bakteri lain sebagai pembuat keju ? terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pertanyaan Ibu Yani, Streptococcus lactis ini dapat menghasilkan racun ketika proses pembuatan kejunya terkontaminasi oleh mikroba-mikroba yang pathogen, hal itu dapat mengakibatkan berubahnya nilai organoeleptik yang tidak dikehendaki, oleh karena itu, cara meminimalisirnya, sejak bahan baku, selama proses, selama penyimpanan harus selalu diusahakan untuk dikenali mikroba-mikroba jahat atau merugikan. kerusakan yang paling umum terjadi pada bahan makanan adalah pembusukan (Waluyo, 2004). kurang lebih seperti itu Ibu Yani.

      Hapus
    2. berarti Streptococcus lactis dalam makanan tidak mendatangkan kerugian dong ? terjadi hal seperti itu karena ada bakteri patogen lain yag menyerangnya ?

      Hapus
    3. Yapz betul sekali, Saya setuju dengan Anda, pada dasarnya memang Streptococcus lactis tidak toh merugikan kalau kitanya Higinis, makanya di Artikel Saya, dikatakan bahwa Streptococcus lactis akan merugikan dengan mengeluarkan racun atau toksin apabila nilai organoleptinya berubah, akibat terkontaminasi oleh mikroba jahat. kontaminasi tersebut akibat ketidakhigenisan kita dalam proses pembuatan, serta penyimpanannya. Nah kenapa streptococcus mengeluarkan toksik?, karena pada dasarnya menurut relung ekologinya dia berinteraksi antagonis dengan mikroba lain dalam suatu komunitas supaya dapat mencapai jumlah yang optimal, maka dia berinteraksi dan mempengaruhi mikroba lain. Mikroorganisme harus berkompetisi dengan organisme lain dalam memperoleh nutrisi dari lingkungannya, sehingga dapat terus “lulus hidup” dan dapat berkembangbiak dengan sukses.streptococcus lactis menghasilkan suatu senyawa kimia yang dapat meracuni spesies lain yang menyebabkan pertumbuhan spesies lain tersebut terganggu. Asumsi Saya, racun tersebut juga berbahaya apabila termakan oleh kita. kurang lebih seperti itu.

      Hapus
    4. Sumber : http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/BAB_X_INTERAKSI_MIKRO..pdf

      Hapus
  17. Artikel yang menarik sekali .. Ada yang ingin saya tanyakan nih terkait artikel saudari endah ... Apakah semua jenis keju dalam pembuatannya menggunakan bakteri streptococcus ??? Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas komentra dan pertanyaanya sdri. Aida. Menanggapi pertanyaan Anda, berdasarkan referensi yang saya baca, sebetulnya banyak sekali bakteri yang berperan dalam peroses pembuatan keju ini, Jenis bakteri tersebut diantaranya ada juga Lactobaccilus lactis, selain itu Lactococcus bulgaricus, Streptococcus thermofilus, Frofionibacterium fruduenchii, dll. Jenis-jenis keju juga sanagn beraneka ragam, salah satu salah satu faktor yang membedakan jenis-jenis keju adalah penggunaan jenis bakterinya.

      Hapus
    2. Tidak juga, masih ada beberapa bakteri yang bisa digunakan misalnya dari Bakteri asam laktat Lactobacillus dan Propiabacterium yang juga berperan memberi rasa dan tekstur keju.

      Hapus
  18. Artikel ini sangat menarik sekali, di sini saya ingin menambahkan mengenai klasifikasinya "Berikut klasifikasi dari Lactobacillus caseii:
    Kingdom : Bacteria
    Filum : Fimicutes
    Kelas : Bacilli
    Order : Lactobacillales
    Family : Lactobacillaceae
    Genus : Lactobacillus
    Spesies : L. caseii
    http://id.m.wikipedia.org/wiki/Lactococcus_lactis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Sdri Nining sudah komentar, terimakasih juga atas tambahan informasinya, akan tetapi mohon maaf Bakteri yang Saya bahas ini Streptococcus lactis. :)

      Hapus
  19. Artikel yang sangat singkat sekali Saudari Endah safitri, Mengenai bakteri Streptococcus lactis sangat berperan penting sekali dalam pembuatan keju. Terkait pembuatan yang lain Apakah Bakteri ini juga dapat digunakan untuk fermentasi sayuran seperti acar mentimun? Tolong dijelaskan Mengapa demikian?

    BalasHapus
    Balasan
    1. menanggapi pertanyaan kk marta sedikit informasi terkait acar nih ..
      Asinan atau acar merupakan hasil fermentasi bakteri asam laktat (Lactobacillus bulgaricus) yang memberi rasa masam dan sedikit asin pada bahan-bahan seperti kubis, mentimun, dan lobak. Pada umumnya, pembuatan acar dilakukan secara terbuka sehingga memungkinkan bakteri aerob mengubah rasa menjadi masam. http://www.academia.edu/8172621/Bioteknologi

      Hapus
    2. Terima kasih untuk sdri Martha atas komentar dan pertanyaannya, terima kasih juga untuk sdri, Nur sudah membantu menjawab :)

      Hapus
    3. Menanggapi pertanyaan sdri. Martha, Saya setuju dengan jawab sdri Nur, bahwa bakteri yang tepat untuk pembuatan acar adalah Lactobaccilus bulgaricus. Namun dari referenis yang Saya baca, Lactobaccilus bulgaricus juga berperan dalam pembuatan keju, keju yanag dihasilkan bakteri ini adalah keju Gouda. http://www.femina.co.id/kuliner/info.kuliner/selera.negeri.kincir.angin/004/002/498

      Hapus
  20. Assalamu'alaikum..
    Dalam artikel Anda, Anda menuliskan bahwa selama penyimpanan harus selalu diusahakan untuk dikenali mikroba-mikroba jahat atau merugikan. Lalu bagaimana cara mengenali mikroba jahat ataupun baik?
    Terimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pertanyaan Anda, sdri Yolanda. selama penyimpanan harus selalu diusahakan untuk dikenali mikroba-mikroba jahat atau merugikan, meminimalisirnya dengan cara menyimpan keju favorit kita di tempat yang higienis dan septik.Apakah keju kita sudah terkontaminasi bakteri jahat atau belum, dapat dilakukan dengan uji organoleptik yaitu uji yang menggunakan indera manusia untuk mengukur tekstur, penampakan, aroma dan flavor produk pangan. Nah biasanya jika sudah terkontaminasi mikroba jahat hal yang paling umum adalah pembusukan. kurang lebih seperti itu sdri Yolanda. :)

      Hapus
  21. seneng sekali membacanya ,,
    sangat menambah pengetahuan saya terhadap salah satu makanan yang saya suka ,, :)
    tapi ada yang masih saya kurang paham mengenai paparan artikel endah yang ini ,,
    "selama penyimpanan harus selalu diusahakan untuk dikenali mikroba-mikroba jahat atau merugikan"
    saya masih belum mengerti bleh dijelaskan lagi ,,.
    terimakasih endah ,, :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas komentar dan pertanyaan Anda, sdri Santi. selama penyimpanan harus selalu diusahakan untuk dikenali mikroba-mikroba jahat atau merugikan, karena jika terkontaminasi mikroba yang pathogen, maka keju tersebut menjadi beracun yang akan emmbahayakan kita. oleh karena itu Kita dapat meminimalisirnya dengan cara menyimpan keju favorit kita di tempat yang higienis dan septik.Apakah keju kita sudah terkontaminasi bakteri jahat atau belum, dapat dilakukan dengan uji organoleptik yaitu uji yang menggunakan indera manusia untuk mengukur tekstur, penampakan, aroma dan flavor produk pangan. Nah biasanya jika sudah terkontaminasi mikroba jahat hal yang paling umum adalah pembusukan. kurang lebih seperti itu sdri Santi. :)

      Hapus
  22. Artikelnya menggugah lidah untuk megunyah keju yang lezat ^_^
    Tapi pada pernyataan saudari Endah di atas "Keju diperam untuk dimatangkan selama 4 minggu. selama proses pemeraman inilah tekstur dan cita rasa terbentuk", timbul pertanyaan bagaimana memeram keju tersebut hingga matang? Seperti ayam yang memeram telurnya-kah, hingga telur tersebut menetas? :D
    Terima Kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas komentar dan pertanyaannya sdr. Nadya. mengenai pertanyaan Anda, Pembuatan keju terdiri dari 4 tahap, yaitu, Pasteurisasi, Koaagulasi, pembentukan atau penggaraman, dan yang terakhir adalah pemeraman. Nah pemeraman disini artinya tidak seperti pemeraman pada telut Ayam, hehehe.., Pemaraman atau disebut juga fermentasi yaitu Proses pematangan keju yang dilakukan dalam ruangan kering dengan kisaran temperatur antara 00C– 320C. Lama proses pematangan tergantung dari jenis keju yang diinginkan. Untuk keju lunak(soft cheese) memerlukan waktu fermentasi sekitar 4 minggu, namun untuk keju keras (hard cheese) memerlukan waktu 2 – 3 tahun. Selama proses fermentasi inilah komponen citarasa dan tekstur dari keju terbentuk

      Hapus
    2. Kurang lebih seperti itu sdr. nadya, untuk lebih faham dalam pembuatan keju, bisa dibaca lebih lanjut disini www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/.../Pembuatan%20keju.pdf.

      Hapus
  23. Inggin sedikit menambahkan kakakk... pada proses pembuatan sangat menentukkan kualitas keju itu sendiri.... Pada saat melakukkan preparasi bakteri starter, semua alat yang akan digunakan harus di terilisasi terlebih dahulu. Tujuan sterilisasi ini adalah untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme yang tidak diinginkan selama proses penumbuhan bakteri starter, serta untuk mematikan semua mikroorganisme yang terdapat pada alat yang akan digunakan dalam penumbuhan bakteri starter. Teknik sterilisasi yang digunakan dalah teknik sterilisasi panas lembab yaitu pemansan dengan menggunakan uap air. Salah satu cara sterlisasi panas lembab adalah dengan menggunakan autoclave. Alasan penggunaan sterilisasi panas lembab ini adalah uap jenuh yang ada mampu membunuh semua vegetatif mikroorganisme dalam waktu 0,5 menit. Uap jenuh mampu membunuh spora vegetatif yang tahan terhadap panas tinggi.
    Tahap selanjutnya adalah penumbuhan bakteri Streptococcus lactis dalam suatu media. Jenis media yang digunakan adalah media panthothenat broth. Media ini dibuat dari campuran glukosa, natrium asetat dan ekstrak ragi. Adapun fungsi dari bahan tersebut adalah sebagi nutrisi bagi pertumbuhan bakteri. Karena salah satu syarat media dalam penumbuhan bakteri adalah harus ada campuran nutrisi yang dapat menyebabkan bakteri tersebut dapat tumbuh dan membelah secara efektif. Menurut Astuti (2007), terdapat beberapa faktor abiotik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri, antara lain suhu, kelembaban, cahaya, pH dan nutrisi. Apabila faktor-faktor tersebut memenuhi syarat untuk pertumbuhan bakteri secara optimum, maka bakteri dapat tumbuh dan berkembangbiak. Setelah bakteri diinkubasi dalam media panthothenat broth, warna cokelat dari media panthothenat broth akan menjadi lebih pekat. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri telah tumbuh dalam media.

    sumber: http://desihayatiputri.blogspot.com/2012/08/manfaat-streptococcus-lactis-dalam.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas komentar dan tambahan informasinya sdri. Evi, sangat bermanfaat dan informatif, Saya setuju bahwa kualitas cita rasa keju sangat dipengaruhi oleh peroses pembuatan dalam setiap tahap-tahapnya. :)

      Hapus