Rabu, 22 April 2015

Kulkas, Rumahnya Mikroba?

Kulkas, Rumahnya Mikroba?
“Siapa sangka kulkas yang berfungsi untuk menjaga agar makanan aman dan meminimalisasi peluang bakteri dan jamur tumbuh, ternyata disebut-sebut sebagai rumahnya bagi para mikroba oleh para Peneliti. --à Ada jenis mikroba apakah itu?”


Meskipun isi dari lemari pendingin atau kulkas Anda mungkin terlihat mengundang selera, namun itu merupakan sarang kuman. Hal tersebut terungkap dalam studi terbaru yang dirilis oleh the Microban Europe. Para peneliti mengungkapkan bahwa kulkas adalah sarang tersembunyi bagi berbagai kuman berbahaya, termasuk E. colli, Salmonella dan Listeria. Bakteri-bakteri tersebut ditemukan di laci sayuran saja.

Paul McDonnell memimpin riset mengenai mikroba dalam kulkas, Hasil tes dari 30 laci sayuran yang berbeda menunjukkan jumlah mengejutkan dari bakteri yang terdapat di dalamnya. Rata-rata 7.850 unit koloni pembentuk bakteri per cm2 (cfu/cm2). Pada kasus tertentu, ditemukan 129 ribu bakteri per cfu/cm2.
“Bakteri Listeria dapat menginfeksi manusia bisa berasal dari makanan-makanan yang terkontaminasi --> Bagaimana mikroba tersebut memperoleh nutrisinya?”
Seperti semua organisme, bakteri membutuhkan energi, dan mereka dapat memperoleh energi ini melalui sejumlah cara yang berbeda. Salah satu bakteri dikenal sebagai dekomposer memecah limbah dan organisme mati menjadi molekul yang lebih kecil dan dapat menimbulkan pembusukan. Bakteri ini menggunakan substrat organik, mereka memecah untuk mendapatkan energi karbon, dan nutrisi yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup (Irianto, 2006).

Listeria dapat berpindah ke tubuh manusia menjadi parasit dan dapat menyebabkan penyakit.  Bakteri Listeria yang menginfeksi manusia bisa berasal dari makanan-makanan yang terkontaminasi listeria seperti, makanan mentah (daging mentah, ayam mentah, telur mentah, ikan mentah, sayuran mentah/lalapan), susu dan produk susu (keju) yang tidak dipasteurisasi, sayur-sayuran dan buah-buahan yang tidak dicuci bersih. Bakteri listeria dapat hidup dan mudah menyebar ke seluruh bagian kulkas dan ikut mengontaminasi makanan lainnya yang ada di dalam kulkas. Awalnya dari makanan tersebut lah Listeria dan mikroba lainnya  mengambil nutrisi, kemudian jika makanan tersebut termakan manusia, maka manusia tersebut akan terinfeksi Listeria dan menyebabkan penyakit Listeriosis.

Menurut McDonnel, beberapa pemilik kulkas secara rutin mengeluarkan makanan dari lemari es dan mengelap interiornya, serta membersihkan laci sayuran secara terpisah. "Namun, sebagian yang lain sama sekali tak pernah membersihkannya dan dari sinilah problem muncul,” ungkap McDonnell. Saat ini standar jumlah bakteri yang direkomendasi oleh Komisi Eropa untuk penyimpanan dan persiapan adalah 0-10 bakteri per cfu/cm2. Itu baru bisa digolongkan kulkas yang bersih.

“Saya mempunyai kebiasaan mengeluarkan dan memasukkan buah  yang dikonsumsi ke dalam lemari es.   Ketika akan memakannya, Saya terheran-heran buah yang ada di lemari es tersebut bisa membusuk. Mengapa bisa seperti itu? --à Bagaimana pertumbuhan bakteri yang terjadi?”

Pertumbuhan mikroba dipengaruhi berbagai faktor lingkungan, salah satunya adalah suhu.  Suhu yang optimum membuat pertumbuhan mikroba sangat cepat.   Berdasarkan reaksi pertumbuhan terhadap suhu,  mikroba dikelompokkan menjadi:
1.      Mikroorganisme psikrofil yaitu mikroorganisme yang suka hidup pada suhu yang dingin -15oC sampai 20oC, dapat tumbuh paling baik pada suhu optimum dibawah 10oC.
2.      Mikroorganisme mesofil, yaitu mikroorganisme yang dapat hidup pada suhu 5/10oC sampai 45oC, mempunyai suhu optimum di antara 30oC sampai 37oC
3.      Mikroorganisme termofil, yaitu mikroorganisme yang tumbuh optimal atau suka pada suhu yang tinggi, mikroorganisme ini sering tumbuh pada suhu diatas 40oC, bakteri jenis ini dapat hidup di tempat-tempat yang panas bahkan di sumber-sumber mata air panas bakteri tipe ini dapat ditemukan, pada tahun 1967 di yellow stone park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93-94oC (Unus, 1987).
Adapun suhu lemari es:  Suhu terendah dalam lemari es -15oC  sampai -7,2oC,  dan suhu tertinggi dalam lemari es adalah 1,7oC sampai 10,6 oC.

“Fakta bahwa menyimpan makanan di lemari es tidak mematikan bakteri rupanya masih belum banyak dipahami oleh sebagian besar masyarakat kita saat ini. --à Suhu rendah dapat menjadi pengontrolnya”

Pada kehidupan sehari-hari, makanan dan minuman sering kita masukan ke dalam lemari es.  Suhu rendah sampai dengan -5oC tidak dapat merusak sel-sel mikroba, melainkan hanya memperlambat pertumbuhannya saja, membuat metabolisme mikroba berhenti sementara [dorman] (Buckle, et al, 1987:41).  Jadi, jika makanan dan minuman dimasukkan ke dalam lemari es, sebenarnya tidak menghilangkan mikroba yang ada dalam makanan atau minuman itu.  Bahkan beberapa bakteri psikrofil masih dapat hidup, pada suhu -15oC.  Jadi suhu, adalah cara pengawetan yang mempertahaankan mikroba  yang ada di dalamnya.  Suhu lemari es hanya menurunkan jumlah mikroba. Mengingat ada beberapa jenis bakteri ber-spora dan dapat bertahan hidup di bawah suhu minus nol derajat celcius maka jangan heran walaupun sudah disimpan di lemari es, makanan akan membusuk, sebagai akibat dari kontaminasi bakteri baik dari makanan lain atau dari makanan itu sendiri. Masalah ini tentu akan mempengaruhi kesehatan Anda. Apalagi, kontaminasi bakteri tersebut tidak serta merta hilang begitu saja saat masakan tersebut dimasak.

“Bagaimana caranya agar makanan yang disimpan di lemari es tidak terkontaminasi mikroba hingga tidak cepat membusuk?  --à Tips-tips Aman ^__^”

Lakukan antiseptik atau sterilisasi, sebelum memasukkan makanan ke dalam lemari es.  Buah-buahan dan sayur mayur dan dimasukkan ke dalam lemari es, dapat dicuci terlebih dahulu menggunakan sabun khusus makanan atau merendamnya sebentar cukup 2 detik saja, dalam air panas.  Pencucian dengan sabun khusus makanan yang mengandung antisptik dapat membunuh beberapa bakteri patogen,  begitu pun perendaman dalam air panas akan membunuh mikroba.  Tidak seperti suhu dingin yang hanya menghambat metabolisme mikroba, suhu panas dapat merusak sel-sel mikroba terutama psikrofil dan mesofil.  Walaupun tidak steril sampai 100%, makanan yang sudah dicuci dengan sabun makanan dan direndam air panas lebih sedikit kandungan mikroba patogen atau pembusuk dari pada yang tidak.  Lebih baik lagi membungkus makanan yang sudah ‘steril’ dengan plastik makanan, sehingga terhindar dari kontaminasi mikroba lain yang mungkin menghuni lemari es.
1.      Hindari memasukan dan mengeluarkan makanan/minuman dalam lemari es. Mungkin kita sering memasukkan dan mengeluarkan makanan dalam lemari es.  Pada saat kita mengeluarkan makanan/minuman dalam lemari es, maka mikroba yang ada di dalamnya akan aktif kembali melakukan metabolisme dan kerusakan terhadap makanan/minuman pun terjadi.  Ketika makanan/minuman yang sudah dikeluarkan itu dimasukkan kembali ke dalam lemari es, maka metabolisme terhenti kembali.  Tetapi jika satu makanan terus menerus dikeluarkan dan dimasukkan dalam lemari es, maka mikroba akan menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan memungkinkan terjadi mutasi yang cepat, mikroba menjadi tahan dalam suhu dingin, dan terus menerus melakukan pembusukan.  Maka jangan heran, walaupun sudah dimasukkan dalam lemari es, susu cair yang terus menerus dimasukkan dan dikeluarkan dapat basi juga.
2.      Simpan makanan/minuman dalam suhu yang sesuai.  Menyimpan makanan dalam lemari es, memang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga tidak cepat membusuk.  Tetapi penyimpanan yang salah menyebabkan warna (penurunan pigmen atau terjadi reaksi pencoklatan), tekstur (perusakan gel, denaturasi protein, dan pengerasan), rasa (pembentukan bau dan rasa yang menyimpang, misalnya tengik)  bahkan zat gizi pada  makanan (rusaknya vitamin C, lemak tak jenuh, dan asam amino esensial).  Pada lemari es, sudah disusun menjadi 4 zona zona penyimpan sayur dan buah, zona tengah, zona penyimpanan daging dan ikan, dan zona pembeku untuk menyimpan es krim dan pembuatan es.  Simpanlah makanan sesuai zona yang sudah diatur dalam lemari es.


Referensi :
Buckle, K.A., et al.  Ilmu Pangan.  Jakarta: UI Press. 1987.  
Irianto, koes. Mikrobiologi Jilid 1. Bandung: Yama Widya. 2006.
Unus, Sunawiria, Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: PT. Angkasa. 1985.

31 komentar:

  1. Selain beberapa cara yang telah disebutkan untuk mengontrol perkembangan bakteri didalam kulkas, keseluruhannya bersifat eksternal, artinya semua tindakan dilakukan sebelum memasukkan bahan (makanan/minuman/dsb) kedalam kulkas. namun ada pula cara lainnya untuk menghambat perkembangan bakteri tersebut dari dalam kulkas (internal) yaitu dengan memasukkan wasabi didalamnya. karena wasabi mengandung komponen antimikroba yang bersifat volatil, yaitu "allyl isothiocyanate" yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, seperti yang telah saya lansir dari http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/20397/F00wpe.pdf?sequence=2

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih komentarnya Pak Abdan,,
      Informasinya bermanfaat sekali pak abdan. Wasabi ya?.. waa saya baru dengar tu :D,, bagaimana sederhananya, cara kerja wasabi menghambat perkembangan mikroba Pak Abdan?

      Hapus
  2. Apakah makanan yang diletakkan di freezer kulkas, dengan suhu yang lebih rendah daripada suhu diluar freezer, tidak terkontaminasi mikroba? Karena, makanan yang diletakkan di dalam freezer tidak cepat membusuk dan makanan awet lebih lama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yapz, betul sekali Bu Lutfi, kalau di freezer itu suhunya lebih rendah,, bisa 4 derajat C bahkan sampai -5 drajat C. tapi,, dengan suhu serendah itu belum tentu dapat mematikan semua mikroba, Mengingat ada beberapa jenis bakteri ber-spora dan dapat bertahan hidup di bawah suhu minus nol derajat celcius bahkan sampai -15 derajat C, maka jangan heran walaupun sudah disimpan di lemari es, makanan akan membusuk, sebagai akibat dari kontaminasi bakteri baik dari makanan lain atau dari makanan itu sendiri. begitu Bu Lutfi :)

      Hapus
  3. berdasarkan paparan dari artikel diatas, saya akan menambahkan sedikit paparan mengenai mikroba pada kulkas. daging yang disimpan dalam kulkas mengandung bakteri Coliform yang bersifat patogen terhadap tubuh kita. cara untuk mengontrol perkembangan bakteri tersebut salah satunya dengan pemberian perasan bahan antimikroba alami. Pemberian perasan bahan antimikroba alami dan lama penyimpanan pada suhu kulkas (5oC) berpengaruh terhadap jumlah bakteri Coliform pada daging, karena salah satu cara untuk menjaga kualitas pangan adalah dengan menambahkan bahan aditif berupa zat antimikroba dalam bentuk rempah – rempah dan penyimpanan daging pada suhu dingin dapat menurunkan kemampuan bakteri untuk memperbanyak diri. dari hasil penelitian didapatkan bahwa perasan alami dari bawang putih sangat nyata menurunkan jumlah bakteri Coliform dibandingkan perasan dari jahe, kunyit, dan kontrol (direndam dalam NaCl). Lama penyimpanan
    menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan pada suhu kulkas maka semakin meningkat secara sangat nyata terhadap pertumbuhan bakteri Coloform. Terdapat interaksi yang sangat nyata antara pemberian bahan antimikroba alami dengan lama penyimpanan pada suhu kulkas (5oC) terhadap penurunan jumlah bakteri Coliform pada daging.
    (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=122766&val=941.)

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaaa Serem juga ya kalo kita menyimpan daging terlalu lama,, apa lg bakteri Coliform dapat menjadi patogen dalam tubuh kita.
      terimkasih atas Informasi tambahannya Kaka Nurul :), ini ilmu baru bagi saya, kalo mau menyimpan daging dalam kulkas bisa diawetkan dengan bawang putih yaa,, di rendam pake NaCl juga.. tapi ntar ngga keasinan tuh ntar dagingnya,, HEHEHEHE

      Hapus
  4. Berdasarkan paparan artikel diatas, disini saya akan menambahkan beberapa tips untuk menyimpan makanan dengan sehat:
    Kompas.com - Saat kita berbelanja bulanan, begitu banyak makanan yang kita beli untuk mencukupi kebutuhan hari-hari. Tapi coba amati, berapa banyak dari makanan tersebut yang justru terbuang percuma karena teknik penyimpanan yang tidak tepat. Walhasil niat awal untuk menghemat dengan membeli banyak justru merugi karena makanan banyak terbuang. Sebenarnya ada yang bisa kita lakukan untuk masalah tersebut, yaitu memahami rumus menyimpan makanan agar lebih tahan lama. Dan rumus tersebut cukup dipahami dengan melakukan Do & Don’t di bawah ini:

    Telur.
    DO : Simpan di rak khusus penyimpan telur pada lemari es. Ini akan membuat telur bisa bertahan selama 3-4 minggu.
    DON’T : Menyimpan telur di rak bagian bawah lemari es, khususnya pada rak yang menempel pada pintu lemari es. Sebab biasanya rak tersebut tanpa penyangga khusus untuk telur sehingga yang akan kita lakukan adalah menumpuk telur. Ini tentu membuat telur mudah pecah. Plus bagian rak tersebut biasanya memiliki suhu yang lebih panas sehingga membuat telur tidak tahan lama.

    Daging beku.
    DO : Simpan di rak khusus penyimpanan daging pada lemari es. Rak ini akan menjaga kesegaran daging dengan membuat suhu dan sirkulasi udara yang baik untuk daging. Tapi ingat, daging hanya akan aman disimpan selama 3-5 hari.
    DON’T : Tidak membungkus daging dengan rapat.

    Bawang putih dan bawang merah.
    DO : Simpanlah di tempat yang hangat dan kering.
    DON’T : Dibungkus dan disimpan dekat sayuran. Bawang putih dan bawang merah mengandung alliums yang merupakan sulfur yang dapat menyebarkan aroma kuat ke sekitarnya. Itu mengapa, jangan pernah menyimpan bawanng putih dan bawang merah di dalam lemari es. Selain karena aromanya akan merusak makanan yang kita simpan, suhu dingin lemari es juga akan membuat bawang lebih cepat busuk.

    Semangka.
    DO : Bungkus dan simpan pada tempat yang kering, ini akan menambah kandungan lycopene dan beta-carotene dalam semangka. Dan sehari sebelum mengonsumsinya, simpanlah di lemari es agar terasa lebih segar.
    DON’T : Disimpan berdampingan dengan buah-buah lainnya. Sebab buah-buahan biasanya akan mengeluarkan gas ethylene dan semangka sangat sensitif dengan gas ini karena membuatnya lebih cepat busuk.

    Mushroom atau jamur.
    DO : Bungkus jamur dengan kertas dan simpan di lemari es. Dengan membuat jamur tetap kering pada suhu yang dingin tidak akan memberi peluang bagi bakteri untuk tumbuh di atasnya.
    DON’T : Dicuci dan baru kemudian disimpan dalam lemari es. Ini hanya akan membuat jamur kita ‘dikunjungi’ oleh bakteri.

    Kentang.
    DO : Simpan di tempat yang kering dan gelap.
    DON’T : Menyimpannya ditempat yang terang, sebab dapat memicu pertumbuhan racun di dalam kentang.

    Sayuran hijau.
    DO : Cuci dan keringkan. Lalu bungkus dengan handuk yang menyerap dan setelah itu simpan dalam plastik. Ini akan membuat sayuran tidak lembap sehingga umur sayuran lebih panjang.
    DON’T : Meletakkan berdampingan dengan tomat, sebab sayuran hijau mengeluarkan gas ethylene yang dapat membuat tomat lebih cepat busuk.

    Dengan panduan ini, setidaknya kita bisa membuat stok makanan tetap layak konsumsi. Dan yang pasti, cara ini akan membuat kita bisa lebih hemat karena tak ada makanan yang terbuang percuma. (PreventionIndonesia/Siagian Priska)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih informasi tambahannya,, Kaka Martha :)

      Hapus
  5. berdasarkan artikel diatas, sy ingin menambahkan sedikit mengenai penjelasan tentang "melakukan antiseptik atau sterilisasi, sebelum memasukkan makanan ke dalam lemari es". Dalam artikel dijelaskan bahwa sterilisasi makanan sebelum masuk ke lemari es adalah dengan mencuci dengan sabun khusus makanan yang mengandung antiseptik, cara tersebut sebenarnya aman, tetapi ada sebagian dari kita yang merasa takut karena asumsi kita selama ini bahwa sabun sebagai benda yang tak seharusnya mencuci makanan. Lalu bagaimana caranya agar sayur dan buah tetap bersih sekalipun tak dicuci dengan sabun? Pakai saja cuka!

    Campur 200 ml cuka dan 200 ml air bersih, masukkan ke dalam botol semprot bersih.
    Campur dengan 2 sendok makan baking soda dan satu sendok makan air lemon.
    Kocok campuran hingga tercampur.
    Semprotkan pada sayur atau buah, diamkan lima menit.
    Bilas sayur atau buah tersebut di bawah air mengalir.

    Untuk menghilangkan mikro-organisme, bisa juga menggunakan sabun pencuci yang mengandung cuka 10 persen. Penelitian tahun 2003 menunjukkan, larutan cuka mampu mengurangi bakteri dan virus yang terdapat dalam sayuran hingga 95 persen.

    http://health.kompas.com/read/2010/11/01/12095712/Tip.Bersihkan.Sayuran.dari.Pestisida
    http://www.vemale.com/kuliner/tips-dapur/12587-mencuci-sayuran-tanpa-sabun--dan-aman-.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih informasinya Bu Farid,,
      Pakai ramuan Cuka ya,, Betul, pH yang asam bisa menghambat dan mematikan mikroba,, tapi kebiasaan ibu-ibu RT yang awam mereka ingin simpel-simpel saja mencuci dengan sabun, apalagi harus membuat ramuan seperti dia atas hanya untuk mencuci buah dan sayur,, duhh pasti rempong,, hehe,
      Yapz betul sekali Bu Farid, meskipun pakai sabun aman, tapi kalo ada yang lebih aman lagi, itu Better. :)
      terimakasih TIPS nya Bu Farid :)

      Hapus
  6. waaahh ternyata kulkas yang selama ini kita kira aman untuk menyimpan makanan , ternyata menyimpan bnyak mikroba ya ... terkait artikel diatas , dan berdasarkan pengalaman saya. ketika saya sedang minum sus, dan jika saya tidak menghabiskannya saya sering menyimpan sisa susu tersebut di dalam kulkas, kemudian setelah beberapa saat saya meminumnya kembali. Apakah hal tersebut berbahaya ? mikroba apa saja yang mungkin tumbuh pada sisa susu yang saya minum ? terimakasih ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yapz kaka Aida, kenapa meskipun sudah disimpan di kulkas tapi tetap masih bisa basi, salah satunya adalah kontaminasi dari luar juga Kak, sebaiknya kalo sudah minum susu langsung dihabiskan, kecuali dalam kemasan tertutup, dalam botol dll, mungkin tingkat kontaminasinya kurang. Bakteri misalnya paling umum dan jumlahnya banyak dalam susu basi E. coli

      Hapus
  7. ternyata oh ternyata kulkas menyimpan banyak mikroba huuuhh , lalu adakah trik-trik khusus yang bisa dilakukan untuk menjaga kulkas agar bersih dan terhindar dari mikroba (misalkan membersikan 2x seminggu) ?
    lalu apakah yang terjadi jika mati lampu dalam waktu lama apakah perkembangan mikroba semakin banyak dan apakah kulkas harus dibuka saat mati lampu tersebut ? terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk tips-tips khusus, sudah Saya serta kan di akhir paragraraf Bu Ratih :), Yapz betul sekali, salah satunya kita harus rajin membersihkan kulkas, minimal 1-2x seminggu. Suhu rendah merupakan pengontrol mikroba, jikalau mati lampu, maka kulkasnya tidak bekerja, artinya tidak dapat menghasilkan suhu yang rendah dingin, otomatis mikroba akan berkembang, Ya bisa saja untuk menghindari itu kita bisa buka kulkasnya, agar di dalam tidak lembab dan tetap terjadi sirkulasi oksigen

      Hapus
  8. alhamdulillah ilmu baru....
    oh ia ka endah seperti yang kita tau bahwa zaman sekarang banyak wanita karir yang menyusui dan menyumpan stok asi nya dalam flizer bisa berhari hari bahkan berminggu minggu, nah yang ingin saya tanyakan apakah hal tersebut aman dari kontaminasi mikroba ? dan apa efek yang dtimbulkan bagi baya yang mengkonsumsi ASI yang telah disimpan berhari hari dalam kulkan ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo menurut saya, itu tidak Baik ya Mama Yani, karena semakin lama disimpan di kulkas, mikroba semakin banyak, walaupun sudah di simpan di freezer, tidak menutup kemungkinaan bagi mikroba yang psikofril, khusunya yang memiliki endospora, tetap bisa berkembang. dan Efek bagi si bayi, tentu tidak baik untuk kesehatannya.

      Hapus
  9. waaah kulkas ternyata sarangnya miroba juga yaa, padahal banyak sekali makanan yang disimpan dalam kulkas. Nah terkait penyimpanan makanan dalam kulkas, kenapa saat kita ingin menyimpan makanan atau bahkan minuman ke dalam kulkas tidak boleh dalam keadaan panas, jika makanan atau minuman tersebut panas harus didinginkan terlebih dahulu baru boleh di masukkan dalam kulkas, nah ada apakah dengan masalah tersebut, apa dampak negatifnya?
    Dan satu lagi mengapa ada jenis-jenis tertentu dari makanan dan minuman yang tidak boleh di simpan di kulkas, contohnya pisang dan hampir semua sayuran tidak bisa di simpan di kulkas, karena jika di simpan di kulkas akan cepat busuk dibanding dengan di simpan di laur kulkas. Di sini ada beberapa jenis makanan yang tidak boleh disimpan dalam kulkas (http://www.brilio.net/life/awas-10-bahan-makanan-ini-nggak-boleh-kamu-simpan-di-dalam-lemari-es-1504075.html) apakah dikarenakan ada jenis bakteri dari makanan2 tersebut yang tidak tahan pada suhu dalam kulkas, sehingga dia menginfeksi makanan itu sehingga menjadi busuk, atau bagaimana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Super sekali pertanyaanya Kaka Tyah. Kalo pendapat Saya kenapa kita tidak boleh memasukkan makanan atau minuman yang masih panas dalam kulkas, agar mesin pendingin tidak bekerja terlalu keras mendinginkan makanan/minuman yang masih panas, sehingga tidak cepat rusak.

      Terimakasih tambahannya Kaka Tyah. Beberapa makanan dan minuman serta sayuran yang tidak boleh disimpan dalam kulkas salah satunya bisa kehilangan nilai gizi dan nutrisi, khusunya untu Sayuran dan buah,, memang ada beberapa sayuran dan buah yang lebih baik disimpan dalam suhu yang panas (normal), misalnya seperti bawang merah lebih baik di jemur dari pada di dalam kulkas. Menurut asumsi Saya, mikroba yang terdapat pada buah dan sayur tersebut Psikofril.

      Hapus
  10. Super sekali....... Terimaksih atas informasinya End..
    Saya ingin bertanya, bagaimana denga air bersih yang ada dalam botol tertutup rapat lalu sengaja diletakkan di freezer dalam waktu yang lama sampai ia membeku? Apakah bakterinya mati atau tetap hidup? Mengapa?
    Terimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika dengan tertutup rapat, kemungkinan untuk kontaminasinya sedikit. Bakteri tidak dapat berkembang. begitu kira--kira Kaka Yola

      Hapus
  11. Mengenai cara menyimpan daging dalam kulkas, apakah jika daging tersebut dibumbui dengan rempah-rempah (misalnya bawang putih, pala, dan lain-lain) dapat menghambat/membunuh mikroba meskipun disimpan didalam kulkas ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yapz, betul sekali Kaka Nila, rempah - rempah juga merupakan salah satu pengontrol mikroba, khususnya bawang putih.

      Hapus
  12. terimakasih atas informasinya endah...
    lantas dari paparan artikel diatas, apabila kulkas juga tidak aman bagi makanan yang kita simpan...adakah inovasi lain yang dapat digunakan untuk menyimpan makanan sedangkan yang kita tau semua benda di bumi ini tidak terlepas dari yang namanya mikroba, mungkin dari cara penyimpanannya atau yang lain?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebetulnya, jika kita kita dapat merawat dan menjaga kulkas kita tetap bersih, mikroba enggan berkembang, juga bagaimana cara kita menyimpan makanan dan minuman dalam kulkas dengan steril dan baik sesuai tips di atas, mikroba enggan berkembang.

      Hapus
  13. Ternyata menyimpan makanan dala kulkas tidak menjamin makanan tersebut bebas dari mikroba yaa...
    Terkait artikel di atas, apakah memebersihkan lemari es secara rutin dapat juga mengurangi kontaminasi mikroba pda makanan yang tedaapat di lemari es tersebut ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya ingin menjawab pertanyaan nining bagus sih membersihan lemari es secara rutin untuk mengurangi mikroba tetapi sebulan sekali saja agar tidak mengakibatkan kerusakan pada lemari es tersebut
      lihat (http://www.bersihbersih.com/id/kamar-mandi-&-dapur/cara-membersihkan-kulkas)

      Hapus
    2. Yapz, betul sekali Bu Nining, jika kita kita dapat merawat dan menjaga kulkas kita tetap bersih, mikroba enggan berkembang.

      Terimakasih Ya Pak Edo, informasinya ;)

      Hapus
  14. Artikel yang sangat bermanfaat saudara Endah. Disini saya akan sedikit menambahkan tips untuk menghilangkan bau dan noda pada kulas yang menjadi awal mula hadirnya bakteri
    • Simpan makanan atau bahan makanan dalam wadah tertutup
    Pemakaian wadah tertutup bisa menjadi salah satu alternatif untuk mencegah kulkas dari noda dan bau tidak sedap. Khususnya untuk makanan menimbulkan bau, seperti : ikan, udang, terasi, dan lain-lain dan juga makanan yang biasanya menimbulkan noda pekat, seperti : cokelat, bumbu dapur, susu, kue, dan lain-lain.
    • Segera bersihkan
    Apabila Anda menjumpai noda pada kulkas, segera bersihkan dan jangan tunda lagi, karena noda yang terlanjur melekat kadang susah dibersihkan dan membuat kulkas terlihat jorok.
    • Bersihkan Noda dengan bahan alami
    Untuk membersihkan noda membandel pada kulkas, Anda bisa menggunakan bahan-bahan alami, misalnya : mengelap noda di kulkas dengan cairan cuka, menggosok noda di kulkas dengan lemon, dengan mengoleskan campuran baking soda dan air pada noda membandel.
    • Perhatikan kondisinya
    Batas penyimpanan makanan satu dan lainnya tidaklah sama, karena itu perhatikan kondisinya. Periksa apakah makanan masih layak disimpan di kulkas atau sudah kadaluarsa dan harus dibuang, karena makanan atau bahan yang terlalu lama disimpan juga bisa menimbulkan bau tidak sedap.
    • Bersihkan dengan Cairan pencuci piring yang mengandung anti bakteri
    Kuman dan bakteri mudah sekali muncul pada tempat atau makanan yang tidak terjaga kebersihannya, karena itu rutin bersihkan kulkas dengan sabun anti bakteri. Selain kulkas bersih dari noda, juga harum baunya dan terhindar dari kuman dan bakteri yang berbahaya.
    • Gunakan arang untuk menyerap bau tidak sedap
    Arang memiliki manfaat untuk menyerap bau tidak sedap, karenanya setelah kulkas dibersihkan, Anda bisa meletakkan sejumlah arang dalam kulkas selama beberapa jam. Dijamin bau tidak sedap akan lenyap.
    • Gunakan pewangi alami pada Kulkas
    Agar kulkas terhindar dari bau tidak sedap yang mengganggu, Anda bisa menggunakan pewangi kulkas yang alami dan aman, misalnya : potongan jeruk lemon, daun jeruk purut, melati, dan lain sebagainya.
    (http://dapuronlinequ.blogspot.com/2015/02/tips-praktis-menghilangkan-bau-dan-noda.html)

    Semoga bermanfaat (-_-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Banyak Pak Syahrul, atas tambahan informasinya yang sangat bermanfaat :)

      Hapus
  15. Kalau didinginkan pakai display cooler yang dijual oleh para pen jual display cooler itu aman nggak ya gan kira-kira? :D

    BalasHapus
  16. Sangat bermanfa'at blog artikel dan semua komentar2xnya. Kalau saya dirumah rutin 3bulan sekali mencuci bersih lemari es di seluruh bagian dalam dan luar menggunakan sabun anti septik + cairan desinfektan(byclen) + sabun mandi cair(dettol). Akan lebih baik lagi jika lemeri esnya sudah menggunakan blower cooling system sehingga seluruh anti bakteri dan microb dapat menyebar efektif di seluruh ruangan dlemari es tersebut. Selamat mencoba dan semoga bermannfa'at.

    BalasHapus