Selasa, 13 Oktober 2020

Menjadi Lebih Baik

 

Sudah lama ingin mengungkapkan rasa bahagia dan syukurku karena telah dipertemukan dengan mereka, orang-orang baik dan menyenangkan hati. Namun, apalah aku ini yang tak pandai mengungkapkan isi hati, wkwk, akhirnya barulah sempat menuliskannya. Sudah 1 tahun lebih sejak bertemu mereka, aku mencoba menapaki kenangan-kenangan yang pernah dilewati dengan penuh rasa syukur. Meski kebersamaan kami hanya tinggal kenangan, namun silaturahmi tetap terus terjalin.


Ini foto pertama jalan-jalan kami. Bagiku, mereka tidak hanya sekedar teman sekelas di PB (Pengayaan Bahasa), tapi orang-orang yang secara tidak langsung mengajariku ilmu tentang kehidupan. Kehadiran mereka, sedikit lebihnya telah  membawa perubahan yang lebih baik bagiku.

Flashback saat dimana hari perpisahan, mereka menjuluki aku sebagai seseorang ‘terbebas’. Sebenarnya tidak berarti apa-apa sih dengan kata itu, memang biasa saja, bisa jadi karena saat itu aku juga sering bilang bebas. Kalau ditanya “Mau makan di mana teh?”, Bebas. wkwk

Namun kalau direnungi lagi, sebenarnya ada hikmah yang bisa diambil di balik kata itu.  Saat bersama mereka, aku seperti menjadi orang yang bebas, freedom, alias menjadi diriku sendiri yang tingkah-polah nya, baik-buruknya memang apa adanya, No jaim-jaim lah istilahnya. Bersama mereka, aku bisa berekspresi sebebas-bebasnya tanpa takut dibully atau di judge. Bersama mereka, kata-kata ataupun perbuatan yang mungkin tidak mungkin dikatakan dan dilakukan pada orang lain, akan terucap dan terjadi begitu saja.

Tapi, justru karena bebas itu, aku bisa belajar banyak hal tentang hidup. Terkadang bebas juga bisa bermakna kurang baik. Maksud aku, bertingkah bebas yang “bodo amat” dengan sekitar gitu, yang bertingkah semaunya sendiri, tanpa peduli bagaimana pengaruh dari sikap itu ke orang lain. Duh dari sini, jadi berat ya pembahasannya…. Hehe

Ini perjalanan, revolusi dalam bersikap sih bagi aku. Jujur aja, aku baru menyadari, diri ini mungkin kurang peka sama perasaan orang lain, kurang care sama keadaan orang lain, kurang ramah, kurang ilmu dalam bertata krama, dan kayanya jauh banget dari kata dewasa. Tapi, aku belajar banyak tentang semua hal itu dari mereka, baik dari sharing mereka, maupun pelajaran yang aku petik sendiri dari kejadian-kejadian kala itu. Sifat-sifat positif mereka sangat menginspirasi. Teman-temanku ini, menurutku Masya Allah, mereka itu memiliki sikap dan sifat positifnya masing-masing. Dengan kebaikan mereka, aku jadi instropeksi diri,  kayanya banyak deh kekuranganku, banyak yang harus diperbaiki dari diri ini.

Dari sana, aku termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan dewasa. Tidak mudah sih, tapi kalau mau belajar dan dilatih insya Allah. Menjadi dewasa itu pilihan. Berapapun usia kita, itu  tidak ada korelasinya dengan tingkat kedewasaan kalau kita tidak memilihnya. Menjadi dewasa itu harus diniatkan. Sebanyak apapun pengalaman hidup kita, itu tidak akan menjadikan kita dewasa kalau membiarkannya mengalir begitu saja. Menjadi dewasa itu bukan berarti meninggalkan kesenangan, tapi kesenangan kita berpindah, dari kesenangan diri sendiri menjadi kesenangan bersama orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar