Sudah lama ingin mengungkapkan rasa
bahagia dan syukurku karena telah dipertemukan dengan mereka, orang-orang baik dan
menyenangkan hati. Namun, apalah aku ini yang tak pandai mengungkapkan isi
hati, wkwk, akhirnya barulah sempat menuliskannya. Sudah 1 tahun lebih
sejak bertemu mereka, aku mencoba menapaki kenangan-kenangan yang pernah
dilewati dengan penuh rasa syukur. Meski kebersamaan kami hanya tinggal
kenangan, namun silaturahmi tetap terus terjalin.
Namun kalau direnungi lagi, sebenarnya
ada hikmah yang bisa diambil di balik kata itu. Saat bersama mereka, aku seperti menjadi orang
yang bebas, freedom, alias menjadi diriku sendiri yang tingkah-polah nya,
baik-buruknya memang apa adanya, No jaim-jaim lah istilahnya. Bersama mereka,
aku bisa berekspresi sebebas-bebasnya tanpa takut dibully atau di judge. Bersama
mereka, kata-kata ataupun perbuatan yang mungkin tidak mungkin dikatakan dan dilakukan
pada orang lain, akan terucap dan terjadi begitu saja.
Tapi, justru karena bebas itu, aku
bisa belajar banyak hal tentang hidup. Terkadang bebas juga bisa bermakna
kurang baik. Maksud aku, bertingkah bebas yang “bodo amat” dengan
sekitar gitu, yang bertingkah semaunya sendiri, tanpa peduli bagaimana pengaruh
dari sikap itu ke orang lain. Duh dari sini, jadi berat ya pembahasannya…. Hehe
Ini perjalanan, revolusi dalam bersikap sih bagi aku. Jujur aja, aku baru menyadari, diri ini mungkin kurang peka sama perasaan orang lain, kurang care sama keadaan orang lain, kurang ramah, kurang ilmu dalam bertata krama, dan kayanya jauh banget dari kata dewasa. Tapi, aku belajar banyak tentang semua hal itu dari mereka, baik dari sharing mereka, maupun pelajaran yang aku petik sendiri dari kejadian-kejadian kala itu. Sifat-sifat positif mereka sangat menginspirasi. Teman-temanku ini, menurutku Masya Allah, mereka itu memiliki sikap dan sifat positifnya masing-masing. Dengan kebaikan mereka, aku jadi instropeksi diri, kayanya banyak deh kekuranganku, banyak yang harus diperbaiki dari diri ini.
Dari sana, aku termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan dewasa. Tidak mudah sih, tapi kalau mau belajar dan dilatih insya Allah. Menjadi dewasa itu pilihan. Berapapun usia kita, itu tidak ada korelasinya dengan tingkat kedewasaan kalau kita tidak memilihnya. Menjadi dewasa itu harus diniatkan. Sebanyak apapun pengalaman hidup kita, itu tidak akan menjadikan kita dewasa kalau membiarkannya mengalir begitu saja. Menjadi dewasa itu bukan berarti meninggalkan kesenangan, tapi kesenangan kita berpindah, dari kesenangan diri sendiri menjadi kesenangan bersama orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar